PingMyLinks.com - FREE Website Submission F-35 Lightning II - Joint Strike Fighter Generasi Ke-5 | Pecinta Militer Pecinta Militer: F-35 Lightning II - Joint Strike Fighter Generasi Ke-5 />

SUBSCRIBE FOR MORE VIDEOS

Monday, 12 September 2016

F-35 Lightning II - Joint Strike Fighter Generasi Ke-5

F-35 Lightning II - Joint Strike Fighter Generasi Ke-5
F-35 Lightning II
Merupakan hasil pengembangan dari pesawat X-35 dalam program Joint Strike Fighter. Pesawat ini adalah pesawat tempur supersonik berkursi tunggal, bermesin tunggal, dilengkapi dengan sensor terintegrasi dan canggih yang terpasang di setiap pesawat serta dapat melakukan berbagai misi, antara lain pertempuran udara-ke-udara (dogfight), dukungan udara jarak dekat, dan pengeboman taktis. F-35 dirancang untuk mengalahkan sistem ancaman paling canggih saat ini baik di udara maupun di darat, serta yang diperkirakan akan muncul dalam beberapa dekade mendatang.
 F-35 menganut prinsip First Look, First Shoot, First Kill, didukung oleh radar AESA
AN/APG-81 yang dapat menjejak targetnya dari jarak amat jauh sehingga F-35 mampu mengunci lawan dan menembaknya dari jarak jauh tanpa harus melakukan dogfight yang membutuhkan kelincahan serta manuver ekstrim seperti rivalnya Su-35.

Pengembangan pesawat ini dibiayai oleh Amerika Serikat, Britania Raya dan beberapa negara lainnya. F-35 Lightning II dikembangkan dan diproduksi oleh industri kedirgantaraan yang dipimpin oleh Lockheed Martin serta dua rekan utamanya, BAE Systems dan Northrop Grumman. Pesawat demonstrasi pertama kali terbang pada tahun 2000, dan pesawat versi produksi pertama kali
terbang pada 15 Desember 2006 dengan dipiloti oleh Steve Long, salah seorang pilot RAF.

Pendahuluan
F-35 Lightning II - Joint Strike Fighter Generasi Ke-5
F-35 Lightning II
F-35 Lightning II atau Joint Strike Fighter adalah pesawat tempur generasi ke 5 dengan kemampuan stealth,  sehinga sulit ditangkap oleh radar lawan, membuat F-35 sulit untuk ditembak jatuh karena Radar Cross Section (RCS) nya sangat kecil, produksi kerjasama antara Lockheed Martin, Northrop Grumman, dan BAE Systems. Jumlah persenjataan dan amunisi yang bisa dibawanya juga lebih bayak dibanding pesawat-pesawat tempur generasi sebelumnya, seperti F-16 dan F-18.
F-35 Lightning JSF bentuknya sama seperti pesawat jet tempur modern, tetapi yang membuat jet ini khusus adalah perangkat lunak dan kemampuan mengumpulkan data intelijen.
Di bagian hidung F-35 dipasang Sistem Target Elektro Optik (EOTS) yang memumudahkan pilot untuk mengawasi sekitarnya secara jelas.Selain kemampuan mengeliminasi lawan, F-35 juga dapat berbagi data pertempuran ke sesama kawan seperti target sasaran, jumlah musuh, hingga memandu rudal yang diluncurkan dari platform kapal, sistem pertahanan udara maupun dari jet tempur kawan.
Kombinasi dari fitur stealth, teknologi active electronically-scanned array (AESA), dan kemampuan pesawat untuk membawa komponen senjata yang lengkap dan bahan bakar internal memungkinkan pilot F-35 untuk menyerang target darat pada jarak yang lebih jauh tanpa terdeteksi maupun dilacak dengan menggunakan amunisi presisi berpemandu dan rudal udara-ke-udara berpemandu radar untuk keberhasilan menyelesaikan misi udara-ke-darat

JSF juga merupakan pesawat mata-mata di angkasa. Pesawat ini dapat mengumpulkan informasi dari angkasa luar, darat dan pesawat lain, dan kemudian mengirimkannya ke para komandan di darat. Pilot mempunyai "mata dewa" saat perang. Dengan menekan sebuah tombol, maka sebuah kamera yang berada di bawah akan mulai bekerja, yang berfungsi untuk melihat keseluruhan pesawat.
Saat terbang, jet ini dapat mengetahui cara melayang lebih baik daripada pilot Harrier terbaik, sehingga Pilot lebih dapat fokus pada peperangan yang dihadapi.

Sejarah
Program Joint Advanced Strike Technology (JAST)
F-35 Lightning II - Joint Strike Fighter Generasi Ke-5
F-35 Lightning II
Program ini dimulai pada tahun 1993 dari hasil Bottom-Up-Review Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Departemen Pertahanan juga memutuskan untuk tetap mengembangkan F-22 yang sewaktu itu kontroversial, membatalkan program Multi-Role Fighter (MRF) dan A/F-X, serta menghentikan pembelian F-16 dan F/A-18C/D.
Kantor program JAST dibentuk pada 27 Januari 1994. Dengan tujuan untuk mengembangkan pesawat, persenjataan, dan teknologi sensorik yang akan dipakai pada pengembangan pesawat taktis pada masa depan. Kemudian program JAST digabungkan dengan program Common Affordable Lightweight Fighter (CALF), membentuk program Joint Strike Fighter (JSF).

X-32 dan X-35

Kontrak JSF diberikan kepada Lockheed Martin dan Boeing pada tanggal 16 November 1996. Masing-masing perusahaan diharuskan untuk membuat dua pesawat yang dapat mendemonstrasikan lepas landas dan mendarat konvensional (conventional takeoff and landing, CTOL), lepas landas dan mendarat pada kapal induk, dan lepas landas pendek dan mendarat vertikal (short-takeoff and vertical-landing, STOVL). Lockheed Martin mengembangkan X-35 dan Boeing mengembangkan X-32.
F-35 Lightning II - Joint Strike Fighter Generasi Ke-5
F-35 Lightning II
Pada tanggal 26 Oktober 2001, diumumkan bahwa X-35 Lockheed Martin menang atas X-32 Boeing. Petinggi Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan Inggris menyatakan bahwa X-35 secara konsisten mengungguli X-32, walaupun keduanya sama-sama sudah memenuhi syarat.

Penamaan
Lockheed Martin sebetulnya mengembangkan pesawat ini dengan nama "F-24", sehingga sempat terkejut ketika mengetahui bahwa pesawat ini akan diberi nama "F-35". Angkatan Udara Amerika Serikat secara resmi mengumumkan nama F-35, yaitu Lightning II pada 7 Juli 2006. Nama ini juga dipakai untuk mengenang pesawat sebelumnya, yaitu P-38 Lightning dan English Electric Lightning. Nama lain yang sempat direncanakan adalah Kestrel, Phoenix, Piasa, Black Mamba, dan Spitfire II. Lighting II juga sempat menjadi nama untuk F-22 Raptor.

Pengujian

F-35A pertama dimunculkan di Fort Worth, Texas pada 19 Februari 2006. Pesawat ini melewati sejumlah pengujian darat yang berat di Edwards Air Force Base pada musim gugur 2006. Pada 15 September, pengetesan pertama mesin Pratt & Whitney F135 dilakukan, dan diselesaikan pada 18 September dengan pengetesan afterburner. Kemudian pada tanggal 15 Desember, F-35A melakukan penerbangan perdananya.
F-35 Lightning II - Joint Strike Fighter Generasi Ke-5
F-35 Lightning II
Varian

Program Joint Strike Fighter dibuat untuk menggantikan pesawat tempur lama, dengan biaya pengembangan, produksi, dan operasi yang relatif kecil. Ini dicapai dengan membuat pesawat tempur dengan tiga varian, yang masing-masing memiliki kesamaan 80%. Ketiga varian tersebut adalah:

    F-35A, Pesawat lepas landas dan mendarat konvensional (conventional takeoff and landing, CTOL) yang rencananya akan menggantikan F-16 Fighting Falcon Angkatan Udara Amerika Serikat mulai tahun 2011.
    F-35B, Pesawat lepas landas pendek dan mendarat vertikal (short-takeoff and vertical-landing, STOVL) yang menurut rencana akan menggantikan AV-8 Harrier II dan F/A-18 Hornet Korps Marinir Amerika Serikat serta Angkatan Laut Italia, dan Harrier GR7/GR9 Britania Raya mulai tahun 2012.
    F-35C, Pesawat kapal induk yang direncanakan akan menggantikan F/A-18 Hornet (varian A/B/C/D saja) Angkatan Laut Amerika Serikat mulai tahun 2012.

Spesifikasi (F-35A Lightning II)
(Data dari Lockheed Martin specifications,)

Ciri-ciri umum

    Kru: 1
    Panjang: 51.4 ft (15.67 m)
    Rentang sayap: 35 ft (10.7 m)
    Tinggi: 14.2 ft (4.33 m)
    Luas sayap: 460 ft², (42.7 m²)
    Berat kosong: 29,300 lb (13,300 kg)
    Berat isi: 44,400 lb (20,100 kg)
    Berat maksimum saat lepas landas: 70,000 lb (31,800 kg)
    Mesin: 1 × Pratt & Whitney F135 afterburning turbofan
        Dorongan kering: 28,000 lbf (125 kN)
        Dorongan dengan afterburner: 43,000 lbf (191 kN)
    Internal fuel:18,480 lb (8,382 kg)

Kinerja

    Laju maksimum: Mach 1.67 (1,283 mph, 2,065 km/h)
    Jangkauan: 1,200 nmi (2,220 km) on internal fuel
    Radius tempur: 610 nmi (1,110 km) on internal fuel
    Langit-langit batas: 60,000 ft (18,288 m)
    Laju tanjak: classified (Tidak ada keterangan)
    Beban sayap: 91.4 lb/ft² (446 kg/m²)
    Dorongan/berat:
        With full fuel:0.84;
        With 50% fuel:1.04 B:
    g-Limits: 9 g

Persenjataan

    Senjata api: 1 × GAU-22/A 25 mm (0.984 in) cannon  internally with 180 rounds group="nb">fitted as an external pod with 220 rounds in the F-35B and F-35C
    Titik keras: 6× external pylons on wings dengan kapasitas 15,000 lb (6,800 kg) and 2× internal bays with 2 pylons each for a total weapons payload of 18,000 lb
        Rudal:
            Air-to-air: AIM-120 AMRAAM, AIM-132 ASRAAM, AIM-9X Sidewinder
            Air-to-ground: AGM-154 JSOW, AGM-158 JASSM
        Bom:
            Mark 84, Mark 83 and Mark 82 GP bombs
            Mk.20 Rockeye II cluster bomb
            Wind Corrected Munitions Dispenser capable
            Paveway-series laser-guided bombs
            Small Diameter Bomb (SDB)
            JDAM-series
            A future nuclear weapon

Avionik
AN/APG-81


Sumber :
- foundrymag.com
- en.wikipedia.org
- navaltoday.com
- theaviationist.com
- militaryfactory.com

Like the Post? Share with your Friends:-

Pecinta Militer
Posted By: Pecinta Militer

0 comments:

POST A COMMENT

Contact Us

Name

Email *

Message *

 

Histats

Histats.com © 2005-2014 Privacy Policy - Terms Of Use - Check/do opt-out - Powered By Histats

Flag Country

Free counters!
Copyright © . PecintaMiliter. All Rights Reserved.
Designed by :- Pecinta Militer |