PingMyLinks.com - FREE Website Submission F-16 Fighting Falcon - Jet Tempur Multi Peran | Pecinta Militer Pecinta Militer: F-16 Fighting Falcon - Jet Tempur Multi Peran />

SUBSCRIBE FOR MORE VIDEOS

Monday 12 September 2016

F-16 Fighting Falcon - Jet Tempur Multi Peran


F-16 Fighting Falcon - Jet Tempur Multi Peran
F-16 Fighting Falcon
Adalah jet tempur multi peran supersonik yang dikembangkan oleh General Dynamics (sebelum di akuisisi oleh Lockheed Martin), untuk Angkatan Udara Amerika Serikat. Pesawat ini pada mulanya dirancang sebagai pesawat tempur superioritas udara namun akhirnya berevolusi menjadi pesawat tempur multi peran yang sangat populer. Kemampuan F-16 untuk bisa dipakai dalam segala macam misi inilah yang membuatnya sangat sukses di pasar ekspor, dan dipakai oleh 24 negara selain Amerika Serikat, dan telah digunakan oleh 25 angkatan udara. F-16 merupakan proyek pesawat tempur Barat yang paling besar dan signifikan, dengan sekitar 4000 F-16 sudah di produksi sejak 1976. Pesawat ini sudah
tidak diproduksi untuk Angkatan Udara Amerika Serikat, tapi masih diproduksi untuk ekspor. Pada tahun 1993 General Dynamics menjual bisnis pembuatan pesawat ini kepada Lockheed Corporation, yang selanjutnya menjadi bagian dari Lockheed Martin setelah melakukan merger dengan Martin Marietta pada tahun 1995.
F-16 dikenal memiliki kemampuan tempur di udara yang sangat baik, dengan inovasi frame pada kokpit tanpa bingkai yang memperjelas dan memperluas bidang penglihatan, gagang pengendali samping untuk memudahkan kontrol pada kecepatan tinggi, dan kursi kokpit yang dirancang untuk mengurangi efek g-force pada pilot. Pesawat ini juga merupakan pesawat tempur pertama yang dibuat untuk menahan belokan pada percepatan 9g. F-16 mempunyai senapan M61 Vulcan pada internal badan pesawat serta terdapat 11 lokasi untuk menyantelkan senjata dan peralatan misi lainya.
F-16 Fighting Falcon - Jet Tempur Multi Peran
F-16 Fighting Falcon
Sejarah

Pada tahun 1960an, Angkatan Udara dan Angkatan Laut Amerika Serikat menyimpulkan bahwa pertempuran udara masa depan akan ditentukan oleh peluru kendali yang semakin modern dan bahwa pesawat tempur masa depan akan digunakan untuk pengejaran jarak jauh, berkecepatan tinggi, dan menggunakan sistem radar yang sangat kuat untuk mendeteksi musuh dari kejauhan.Hal ini membuat desain pesawat tempur masa kini lebih seperti interseptor daripada pesawat tempur klasik. Pada saat itu, Amerika Serikat menganggap pesawat F-111 (yang pada saat itu masih dalam tahap pengembangan) dan F-4 Phantom akan mencukupi kebutuhan pesawat tempur jarak jauh dan menengah, dan didukung oleh pesawat jarak dekat bermesin tunggal seperti F-100 Super Sabre, F-104 Starfighter, dan F-8 Crusader. Tetapi, pengalaman yang didapat pada Perang Vietnam membuat Amerika Serikat menyadari bahwa masih banyak kelemahan pada pesawat-pesawat mereka. Peluru kendali udara ke udara pada masa itu masih memiliki banyak masalah, dan pemakaiannya juga dibatasi oleh aturan-aturan tertentu. Selain itu, pertempuran di udara lebih banyak didominasi oleh pertempuran jarak dekat dimana kelincahan di udara dan senjata jarak dekat sangat diperlukan.

Kolonel John Boyd mengembangkan teori tentang perawatan energi pada pertempuran pesawat tempur, yang bergantung pada sayap yang besar untuk bisa melakukan manuver udara yang baik. Sayap yang lebih besar akan menghasilkan gesekan yang lebih besar saat terbang, dan biasanya menghasilkan jarak jangkau yang lebih sedikit dan kecepatan maksimum yang lebih kecil. Boyd menganggap pengorbanan jarak dan kecepatan perlu untuk menghasilkan pesawat yang bisa bermanuver dengan baik. Pada saat yang sama, pengembangan F-111 menemui banyak masalah, yang mengakibatkan pembatalannya, dan munculnya desain baru, yaitu F-14 Tomcat. Dorongan Boyd tentang pentingnya pesawat yang lincah, gagalnya program F-111, dan munculnya informasi tentang MiG-25 yang saat itu kemampuannya dibesar-besarkan membuat Angkatan Udara Amerika Serikat memulai perancangan pesawat mereka sendiri, yang akhirnya menghasilkan F-15 Eagle.
F-16 Fighting Falcon - Jet Tempur Multi Peran
F-16 Fighting Falcon
Pada saat pengembangannya, F-15 berevolusi menjadi besar dan berat seperti F-111. Ini membuat Boyd frustrasi dan ia pun meyakinkan beberapa petinggi Angkatan Udara lain bahwa F-15 membutuhkan dukungan dari pesawat tempur yang lebih ringan. Grup petinggi Angkatan Udara ini menyebut diri mereka "fighter mafia", dan mereka bersikeras akan dibutuhkannya program Pesawat Tempur Ringan (Light Weight Fighter, LWF).

Pada Mei 1971, Kongres Amerika Serikat mengeluarkan laporan yang mengkritik tajam program F-14 dan F-15. Kongres menyetujui pendanaan untuk program LWF sebesar US$50 juta, dengan tambahan $12 juta pada tahun berikutnya. Beberapa perusahaan memberikan proposal, tetapi hanya General Dynamics dan Northrop yang sebelumnya sudah memulai perancangan dipilih untuk memproduksi prototip. Pesawat mereka mulai diuji pada tahun 1974. Program LWF awalnya merupakan program evaluasi tanpa direncanakan pembelian versi produksinya, tetapi akhirnya program ini diubah namanya menjadi Air Combat Fighter, dan Angkatan Udara AS mengumumkan rencana untuk membeli 650 produk ACF. Pada tanggal 13 Januari 1975 diumumkan bahwa YF-16 General Dynamics mengalahkan saingannya, YF-17.
Varian

Varian F-16 ditandai oleh nomer blok yang menandakan pembaruan yang signifikan. Blok ini mencakup versi kursi tunggal dan kursi ganda.

F-16 A/B awalnya dilengkapi Westinghouse AN/APG-66 Pulse-doppler radar, Pratt & Whitney F100-PW-200 turbofan, dengan 14.670 lbf (64.9 kN), 23.830 lbf (106,0 kN) dengan afterburner. Angkatan Udara AS membeli 674 F-16A dan 121 F-16B, pengiriman selesai pada Maret 1985.

Beberapa Varian F-16
Blok 1
    Blok awal (Blok 1/5/10) memiliki relatif sedikit perbedaan. Sebagian besar diperbarui menjadi Blok 10 pada awal 1980-an. Ada 94 Blok 1, 197 Blok 5, dan 312 Blok 10 yang diproduksi. Blok 1 model awal produksi dengan hidung dicat hitam.
Blok 5
    Diketahui kemudian bahwa hidung hitam menjadi identifikasi visual jarak jauh untuk pesawat Blok 1, sehingga warnanya diubah menjadi abu-abu untuk Blok 5 ini. Pada F-16 Blok 1, ditemukan bahwa air hujan dapat berkumpul pada beberapa titik di badan pesawat, sehingga untuk Blok 5 dibuat lubang saluran air.
Blok 10
    Pada akhir 1970-an, Uni Soviet secara signifikan mengurangi ekspor titanium, sehingga produsen F-16 mulai menggunakan alumunium. Metode baru pun dilakukan: aluminium disekrup ke permukaan pesawat Blok 10, menggantikan cara pengeleman pada pesawat sebelumnya.
Blok 15
    Perubahan besar pertama F-16, pesawat Blok 15 ditambahkan stabiliser horizontal yang lebih besar, ditambah dua hardpoint di bagian dagu, radar AN/APG-66 yang lebih baru, dan menambah kapasitas hardpoint bawah sayap. F-16 diberikan radio UHF Have Quick II. Blok 15 adalah varian F-16 yang paling banyak diproduksi, yaitu 983 buah. Produksi terakhir dikirim pada tahun 1996 ke Thailand. Indonesia memiliki varian ini sebanyak 12 unit.
Blok 15 OCU
    Mulai tahun 1987 pesawat Blok dikirim ke dengan memenuhi standar Operational Capability Upgrade (OCU), yang mencakup mesin F100-PW-220 turbofans dengan kontrol digital, kemamampuan menembakkan AGM-65, AMRAAM, dan AGM-119 Penguin, serta pembaruan pada kokpit, komputer, dan jalur data. Berat maksimum lepas landasnya bertambah menjadi 17.000 kg. 214 pesawat menerima pembaruan ini, ditambah dengan beberapa pesawat Blok 10.
Blok 20
    150 Blok 15 OCU untuk Taiwan dengan tambahan kemampuan yang serupa dengan F-16 C/D Blok 50/52: menembakkan AGM-45 Shrike, AGM-84 Harpoon, AGM-88 HARM, dan bisa membawa LANTIRN. Komputer pada Blok 20 diperbarui secara signifikan, dengan kecepatan proses 740 kali lipat, dan memori 180 kali lipat dari Blok 15 OCU.


Negara-negara Pengguna F-16 :
F-16 Fighting Falcon - Jet Tempur Multi Peran
F-16 Fighting Falcon
    Amerika Serikat
    Bahrain
    Belgia
    Belanda
F-16 Fighting Falcon - Jet Tempur Multi Peran
F-16 Fighting Falcon
    Chile
    Denmark
    Indonesia
    Irak
    Israel
    Korea Selatan
    Maroko
    Mesir
    Norwegia
    Oman
    Pakistan
    Polandia
    Portugal
    Singapura
    Taiwan
    Thailand
    Turki
    Uni Emirat Arab
    Venezuela
    Yordania
    Yunani

Spesifikasi (F-16C Blok 30)
Ciri-ciri umum

    Kru: 1
    Panjang: 49 ft 5 in (15.06 m)
    Rentang sayap: 32 ft 8 in (9.96 m)
    Tinggi: 16 ft (4.88 m)
    Luas sayap: 300 ft² (27.87 m²)
    Airfoil: NACA 64A204 root and tip
    Berat kosong: 18,900 lb (8,570 kg)
    Berat isi: 26,500 lb (12,000 kg)
    Berat maksimum saat lepas landas: 42,300 lb (19,200 kg)
    Mesin: 1 × F110-GE-100 afterburning turbofan
        Dorongan kering: 17,155 lbf (76.3 Templat:Newton (unit))
        Dorongan dengan pembakar lanjut: 28,600 lbf (127 kN)
F-16 Fighting Falcon - Jet Tempur Multi Peran
F-16 Fighting Falcon
Kinerja

    Laju maksimum:
        At sea level: Mach 1.2 (915 mph, 1,470 km/h)
        At altitude: Mach 2+ (1,500 mph, 2,410 km/h) clean configuration
    Radius tempur: 340 mi (295 nmi, 550 km) on a hi-lo-hi mission with four 1,000 lb (450 kg) bombs
    Jangkauan feri: 2,280 NM (2,620 mi, 4,220 km) with drop tanks
    Langit-langit batas: 50,000+ ft (15,240+ m)
    Laju tanjak: 50,000 ft/min (254 m/s)
    Beban sayap: 88.3 lb/ft² (431 kg/m²)
    Dorongan/berat: 1.095

Persenjataan

    Senjata api: 1× 20 mm (0.787 in) M61 Vulcan 6-barreled gatling cannon, 511 rounds
    Hardpoints: 2× wing-tip Air-to-air missile launch rails, 6× under-wing & 3× under-fuselage pylon stations holding up to 17,000 lb (7,700 kg) of payload
    Roket:
        4× LAU-61/LAU-68 rocket pods (each with 19× /7× Hydra 70 mm rockets, respectively) or
        4× LAU-5003 rocket pods (each with 19× CRV7 70 mm rockets) or
        4× LAU-10 rocket pods (each with 4× Zuni 127 mm rockets)
    Rudal:
        Air-to-air missiles:
            2× AIM-7 Sparrow or
            6× AIM-9 Sidewinder or
            6× IRIS-T or
            6× AIM-120 AMRAAM or
            6× Python-4
        Air-to-ground missiles:
            6× AGM-45 Shrike or
            6× AGM-65 Maverick or
            4× AGM-88 HARM
        Anti-ship missiles:
            2× AGM-84 Harpoon or
            4× AGM-119 Penguin
    Bom:
        8× CBU-87 Combined Effects Munition
        8× CBU-89 Gator mine
        8× CBU-97 Sensor Fuzed Weapon
        Wind Corrected Munitions Dispenser capable
        4× GBU-10 Paveway II
        6× GBU-12 Paveway II
        4× JDAM
        4× Mark 84 general-purpose bombs
        8× Mark 83 GP bombs
        12× Mark 82 GP bombs
        8× Small Diameter Bomb
        3× B61 nuclear bomb
    Others:
        SUU-42A/A Flares/Infrared decoys dispenser pod and chaff pod or
        AN/ALQ-131 & AN/ALQ-184 ECM pods or
        LANTIRN, Lockheed Martin Sniper XR & LITENING targeting pods or
        up to 3× 300/330/370 US gallon Sargent Fletcher drop tanks for ferry flight/extended range/loitering time.

Avionik

    AN/APG-68 radar
    MIL-STD-1553 bus

Tipe Pesawat tempur
Terbang perdana 2 Februari 1974
Diperkenalkan 17 Agustus 1978
Status Aktif
Pengguna utama Amerika
Pengguna lain 24 negara lainnya
Jumlah produksi Lebih dari 4.000
Harga satuan US$18,8 juta (1998)
Varian
General Dynamics F-16XL
Mitsubishi F-2

Sumber : 
- id.wikipedia.org
- usaf.com
- en.wikipedia.org
- nationalinterest.org

Like the Post? Share with your Friends:-

Pecinta Militer
Posted By: Pecinta Militer

0 comments:

POST A COMMENT

Contact Us

Name

Email *

Message *

 

Histats

Histats.com © 2005-2014 Privacy Policy - Terms Of Use - Check/do opt-out - Powered By Histats

Flag Country

Free counters!
Copyright © . PecintaMiliter. All Rights Reserved.
Designed by :- Pecinta Militer |