Gurkha |
Tony Gould, seorang sejarawan Inggris , mendefinisikan
esensi keberanian orang-orang Gurkha dari sudut pandang militer Inggris.
Menurutnya keberanian yang dimiliki orang-orang Gurkha bisa dikatakan spesial
karena diperkuat dengan sikap pantang menyerah, semangat yang menjunjung tinggi
kedisiplinan dan mental baja, dan uniknya lagi, keberanian mereka di medan
tempur justru tidak ditujukan untuk membela Inggris, tetapi ditujukan untuk
membela sesama Gurkha yang ikut bertempur, mereka selalu saling mendukung. Jadi
dalam pola pikir tentara Gurkha saat bertugas sebagai tentara Inggris, mereka
hanya menganggapnya sebagai tugas yang harus dituntaskan. Mereka akan bertempur
habis-habisan tanpa harus melibatkan rasa nasionalisme terhadap negara yang
menjadi tuannya.
Kehadiran Gurkha dalam sebuah pertempuran biasanya
mengundang perhatian dan aura tersendiri, karena keberanian dan keahlian prajurit
Gurkha di medan tempur sudah sejak dulu dikenal. Pasukan Gurkha diakui mempunyai efek
penggentar yang tinggi dan mampu menciutkan nyali bagi musuh-musuhnya. Kehadirannya mampu menjatuhkan
moral musuh. Apalagi dengan senjata andalan mereka, Khukri, yang selalu terselip di pinggang
mereka, lengkap sudah show of force Gurkha. Namun disisi lain,
Gurkha dikenal pula sebagai tentara yang
ramah, periang dan suka bercanda, Jika bertemu anak-anak saat sedang bertugas,
mereka tak segan-segan menyapa ataupun memberi sekedar permen atau makanan
kecil lainnya.
Kerajaan Inggris merekrut
personel Gurkha untuk pasukan infanteri.
Alasan bakat alami seperti daya tahan fisik yang sangat tangguh dan kuat
berjalan ajuh dalam berbagai medan, merupakan pertimbangan utama. Kemampuan
alami itu mereka peroleh berkat kebiasaan membawa beban berat naik-turun
pegunungan Himalaya. Orang-orang Gurkha dikenal sebagai porter para pendaki
gunung yang paling tangguh, jauh sebelum tentara Inggris mengenal mereka.
Karena yang dibutuhkan Inggris adalah pasukan Gurkha dengan banyak
kemampuan, mereka pun kemudian terbagi dalam unit-unit berkemampuan khusus,
misal dengan kemampuan airborne (Gurkha Parachute Units), kemampuan
demolisi/ peledakan (The Queen’s Gurkha Engineer), komunikasi (The Queens
Gurkha Signals), transportasi (The Gurkha Transpot Regiment) dan lain
sebagainya. Berkat kemampuan khusus yg dimiliki prajurit Gurkha, dalam setiap operasi tempur Gurkha biasanya bertugas
bersama pasukan khusus Inggris, SAS.
Gurkha Parachute Units sudah terbentuk sejak lama dan memiliki
2 batalion.Yaitu 153 Gurkha Parachute Battalion dan 154 Gurkha Parachute
Battalion. Sewaktu PD II unit ini digabungkan menjadi The 2nd Indian Airborne
Division. Pasukan ini terlibat pertempuran seru melawan Jepang di kawasan
Malaya. Selain kemampuan bertempur lewat udara, unit ini juga mempunyai
kemampuan mencari jejak, medis, dukungan senjata, SAR, dan komando.Agar
kemampuan Parachute Units tetap prima, mereka selalu mendapat latihan rutin.
Pasukan Gurkha yang berada dlm batalion teknik, komunikasi
dan transpor merupakan pendukung bagi semua pasukan infanteri maupun airborne yang
sedang bertugas. Dukungan tersebut tak
hanya mencakup unsur logistik, komunikasi dan pengangkut pasukan saja, tapi juga
termasuk dukungan tempur.Di dalam setiap pertempuran, ketika pasukan infanteri
dan airborne sudah masuk ke medan pertempuran, pasukan Gurkha lainnya siap
memberikan dukungan berupa tembakan artileri, antitank dan antipesawat.
Hubungan yang erat dan akrab antara pasukan Inggris dan
Gurkha sudah berjalan selama lebih dari seratus tahun. Gurkha sendiri
menganggap militer Inggris sebagai sebuah keluarga besar.Demikian pula sebaliknya,
tentara Inggris juga menaruh hormat yang terhadap prajurit dari pegunungan Himalaya yang sangat loyal itu. Saat bertugas,
hubungan akrab terlihat pada inisiatif tentara Inggris, khususnya para perwira
yg mau belajar bahasa Gurkha, Hindi, atau lebih sering disebut Gurkhali. Sedangkan
prajurit Gurkha juga berusaha keras untuk belajar etika dan kemampuan untuk
berbahasa Inggris secara lancar.Kelancaran berbahasa Inggris, bisa membuat
Gurkha cepat naik pangkat.
Sebagai pasukan tempur spesial andalan Kerajaan Inggris,
Gurkha memiliki segudang kemampuan layaknya pasukan khusus.Karena berasal dari
wilayah pegunungan, mereka menjadi andalan Inggris utk bertempur di hutan dan
gunung.
Kendati sudah terbiasa menggunakan Khukri yg merupakan senjata
tradisional mereka, tetapi saat pelatihan mereka tetap mendapatkan teknik
penggunaan Khukri yang diajarkan oleh para senior. Teknik yang diajarkan adalah
bagaimana memanfaatkan semaksimal mungkin senjata tersebut untuk pertempuran jarak dekat satu lawan satu,
senjata penyergap senyap dan pelatihan penggunaan Khukri pada bagian tubuh
lawan yang paling mematikan. “When the ammunitions runs out we still use
them,” kata seorang Gurkha di Macedonia seperti dikutip BBC News 20
September 1999.
Budaya Nepal dan agama yang mereka anut, percampuran antara Hindu dan Budha memberikan pengaruh dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam kehidupan militer. Prajurit Gurkha selalu mengadakan upacara keagamaan setiap akan menjalankan tugas. Untuk upacara keagamaan, mereka bersikeras memintanya.Sebagai contoh, ketika Raja Nepal Birendra terbunuh dalam konflik oleh keluarga sendiri, seluruh pasukan Gurkha di Inggris mengadakan upacara untuk menunjukkan rasa duka dan cinta mereka kepada keluarga Raja dengan cara menaruh bunga di senjata masing-masing, bunga-bunga itu kemudian dikumpulkan melalui ritual tertentu.
Salah satu klausul yang disepakati dalam kesepakatan
triparti antara Nepal, India dan Inggris itu adalah, prajurit Gurkha tidak
dilibatkan dilibatkan dalam konflik internal, seperti misalnya di Kosovo.
Gurkha di Kosovo |
Pada 1999, AD Inggris
menyalahi kesepakatan tersebut dengan mengirim lebih dari 700 prajurit Gurkha
Nepal ke Kosovo yang sedang dilanda perang saudara.Sekitar 100 orang terlibat
operasi berbahaya pembersihan ranjau. Sersan Balaram Rai (35) dan Letnan Gareth
Evans tewas saat membersihkan ranjau NATO yang tidak meledak di sebuah sekolah
di Pristina. Keduanya berasal dari 69th Gurkha Field Squadron, bagian dari 36th
Engineer Regiment berpangkalan di Maidstone, Kent.
Selain mendapat protes soal pelanggaran perjanjian 1947,
kejadian ini kemudian merembet kepada kesejahteraan yang pantas diterima prajurit
Gurkha dari Pemerintah Inggris, seperti tunjangan kematian atau sekolah buat
keluarga yg ditinggal dan hak pensiun.
Rekrutmen
Perekrutan calon prajurit Gurkha ditangani
oleh British Gurkha Nepal (BGN) yang
bermarkas di Jawalakhel, Kathmandu, yang bertanggung jawab langsung kepada HQ,
Land Command dipimpin oleh seorang perwira berpangkat kolonel yang biasanya
juga menjabat sebagai atase pertahanan di Kedutaan Besar Inggris di Kathmandu.
BGN bertanggung jawab atas semua urusan seorang prajurut Gurkha mulai dari direkrut sampai memasuki masa pensiun. BGN
memiliki 3 pusat pelatihan yaitu British Gurkhas Kathmandu, British Gurkhas
Pokhara dan British Gurkhas Itahari.
Dari ketiga pusat pelatihan tersebut, British Gurkhas Pokhara yang terletak di
Distrik barat sekitar 8 jam perjalanan dari Kathmandu merupakan koordinator
proses rekrutmen, yang dalam proses rekrutmen tersebut dibantu oleh Galla
Wallah, yang merupakan pensiunan Gurkha yang bertugas mencari calon-calon
Gurkha terbaik dari desa ke desa mulai bulan Mei sampai September. Dalam waktu
lima bulan tersebut, seorang Galla Wallah bisa merekrut sampai sekitar 100
orang calon, dan biasanya diutamakan yang mempunyai latar belakang keluarga
yang pernah mengabdi sebagai Gurkha Regiment. Pada waktu yang telah ditentukan,
biasanya awal musim semi, para calon akan mendatangi bukit-bukit yang
ditentukan untuk menjalani hill selection, dan disana telah menunggu enam tim
yang akan melakukan penyaringan test awal berdasarkan kesehatan, kemampuan baca
tulis dan tes fisik dasar. Dari puluhan ribu calon yang datang, yang diambil
hanya sekitar 800-900 orang. Bagi yang lulus, mereka akan disuruh untuk datang
ke Pokhara untuk seleksi lanjutan. Bulan Desember sampai Januari, British
Gurkha Pokhara (BGP) menyelenggarakan seleksi yang disebut Central Selection,
dan ini merupakan test awal yang sesungguhnya, dimulai dari test kesehatan,
kecakapan fisik dalam beberapa tahap yang sangat ketat. Tahap ini berlangsung
selama 3 minggu. Semua kandidat harus lulus ujian bahasa Inggris; matematika. Fitness test meliputi tes
ketahanan fisik naik gunung sambil memanggul beban seberat 70 pon, berlari
sejauh 4,2 km di medan curam, sit up dengan posisi tidur 45 derajat minimal 75x
per menit, initiative test dan final interview.
Sedangkan tes kesehatan mencakup tes flu tulang, HIV/AIDS, Hepatitis B dan C.
Ujian akhir dalam central
selection adalah Doko Race, dilakukan
sore hari di bukit di sebelah pusat pelatihan Pokhara, para kandidat harus
berlari keatas bukit dengan memanggul beban batu seberat 35 Kg dalam sebuah doko
(keranjang tradisional Nepal), setelah sampai atas, mereka harus berlari
lagi ke bawah dan perjalanan bolak balik tersebut harus diselesaikan dalam
waktu kurang dari 35 menit, test ini jauh lebih ketat dibanding test masuk prajurit infantri reguler AD Inggris.
Bagi yang lulus kemudian dibariskan untuk menjalani Attestation Parade, tiap
kandidat menghadap ke arah foto Ratu Elizabeth II yang diletakkan diatas
hamparan bendera Union Jack, dan memberikan hormat kepada Ratu dan menyentuhkan
tangannya ke bendera Inggris sambil mengucap sumpah setia kepada Ratu dan
Negara Inggris, dan setelah itu tiap kandidat diberi kesempatan untuk menemui
keluarga mereka yang biasanya ikut menyertai ke Pokhara untuk salam perpisahan
dan biasanya mengadakan upacara kecil sebelum mereka berangkat ke Inggris..
Pada 15 Agustus 1951-1971, Gurkha
Training dipusatkan di Sungai Patani, Kedah, Malaysia. Bersamaan dengan
berakhirnya Malaya Emergency dan Konfrontasi, pusat pelatihan Gurkha berpindah
mengikuti kepindahan markas besar Gurkha ke Hongkong, di Sek-Kong. Dan ketika
Hongkong diserahkan kembali ke RRC tahun 1994 Gurkha Training Wing ikut
bergeser ke Church Crookham, tepatnya di Queen Elizabeth Barracks, Inggris,
sebelum akhirnya Pada Desember 1999, pindah ke Helles Barracks, dan para
kandidat yang baru tiba akan ditempatkan di salah satu dari dua wing, Wing A
(Imphal) dan Wing B (Catterick) dan digolongkan sebagai SUT (Soldier Under
Training). Setiap taruna ditunjuk masuk dalam seksi (regu) yang dipimpin oleh
seorang Kopral yang juga seorang Gurkha. yang disebut Gurunji (guru), bagi tiap
anggota seksi, Gurunji adalah ayah, sahabat, kakak dan sekaligus pemimpin.
Gurunji menggunakan metode semi formal dalam menanamkan nilai dan ilmu kepada
calon Gurkha. Tiap siswa akan diberikan pelajaran bahasa Inggris secara intesif
dan dilakukan oleh Gurkha Language Wing selama 9 minggu, 3 minggu di kelas dan
6minggu berselang seling dengan silabi militer.
Silabi Militer
Untuk pelatihan kecakapan prajurit,
AD Inggris merasa cukup dengan memberikan CIC (Combat Infantryman Course) yang
sama dengan prajurit reguler AD Inggris. Pendidikan selama 37 minggu tersebut
fokus pada pengembangan kemampuan fisik dan tempur. Materi yang diajarkan mulai
dari taktik serang level seksi, patroli, pertahanan, FIBUA (Fighting In Built
Up Areas) termasuk materi pertempuran jarak dekat, dan diakhiri dengan 5 hari
latihan kecakapan menggunakan senjata level seksi, mulai dari senapan serbu
L85A2, senapan mesin regu L86A2, senapan mesin FN MAG/L7, granat dan mortir 60
mm. Ujian akhir dilaksanakan dalam mock-up serangan dengan manuver level
peleton guna memastikan setiap prajurit Gurkha mampu menunjukkan kemampuan
tempur individu yang bersinergi dengan kerjasama tim yang baik.
Silabi Sosial
Gunanya memperkenalkan kepada Gurkha tentang segala aspek
kehidupan dan budaya Inggris, dengan lama waktu 2 minggu. Materi ini dibagi
dalam 3 tahap :
1.
Pahilo Kadam, arti harafiahnya yaitu Langkah Pertama.
Tiap siswa diajar mengenal area sekitar Caterrick, jalan, rute, alat
transportasi umum yang bisa dipergunakan, mengunjungi kota tetangga yaitu
Richmond dan Darlington, dilakukan secara berkelompok dengan pakaian rapi,
biasanya memakai jas dan dasi.
2.
Doshro Kadam, atau Langkah Kedua, meliputi perjalanan
ke sekeliling kota, tiap siswa diwajibkan melakukan percakapan dengan penduduk
setempat dengan menggunakan bahasa Inggris yang telah diajarkan oleh GLW.
Gurunji juga harus ikut menemani untuk menjelaskan semaksimal mungkin dan
menumbuhkan rasa percaya diri.
3.
Teshro Kadam, atau Langkah Ketiga, semua siswa
diharapkan mempunyai rasa percaya diri dan bisa dilepas di Inggris. Latihan ini
meliputi kunjungan ke London, Buckingham Palace, Houses of Parliement, Tower of
London, Museum Madame Tussauds, London Dungeon dan Musium Ilmu Pengetahuan
untuk mendapatkan pengetahuan mengenai sistem pemerintahan, sejarah dan tata
kotanya.
KeK Kelulusan
Gurkha |
Setelah menjalani berbagai pendidikan dan latihan, mereka
dinyatakan lulus. Kelulusan tersebut ditandai denagn tradisi parade pelepasan (passing
out parade) dan peragaan keterampilan. Bagi prajurit berotak encer dan nilai
diatas rata-rata berpotensi untuk mengikuti dua tahap seleksi lagi utk bisa
bergabung dalam Queen’s Gurkha Signals, Queen’s Gurkha Engineers atau Queen’s
Gurkha Logistic Regiment untuk menjadi seorang spesialis..
Sekilas
Tentang Sejarah Gurkha
Seorang penulis yang bernama W.B. Northy dalam bukunya Land of the Gurkhas, menyebutkan bahwa asal usul orang Nepal adalah orang Mongolia
yang bermigrasi melintasi pegunungan Himalaya, tetapu pengaruh Mongol
kelihatannya tidak dominan, dilihat dari berbagai macam dialek dan bahasa yng
digunakan di Nepal. Bahasa yang pertama adalah Munda, yang merupakan bahasa
Austro-Asiatik, bahasa yang digunakan oleh nenek moyang orang India utara.
Bahasa yang kedua yaitu Tibeto-Burman, bahasa yang digunakan oleh Tibet dan
Burma (Myanmar) dan diperkirakan masih ada hubungannya dengan China, bahasa
yang terakhir yaitu Indo-Arya (disebut juga Gurkhali, Nepali, Khaskura dan
Parbatya), yang merupakan turunan langsung dari bahasa Sansekerta dan masih
digunakan di India Utara dan Tengah. Dari ketiga bahasa tersebut, dialek
terakhir adalah dialek yang dianggap paling umum dan menjadi bahasa negara. Hal
yang umum di Nepal untuk menguasai dua bahasa Tibeto-Burman dan Gurkhali
sekaligus.
Jumlah sub-suku di Nepal sangat banyak, sub-suku yang utama
adalah Thakur, Chetri, Newars, Gurung, Magar, Limbu, Rai, Sunwar dan Tamang.
Mayoritas beragama Hindu dan mengenal sistim kasta, tidak semua suku memiliki kasta
yang sama. Suku Thakur merupakan kasta ksatria dan merupakan keturunan darah
biru Sahi (pemimpin klan) menurunkan raja-raja Nepal, orang Thakur memiliki
sifat pintar dan ahli dalam taktik militer, sehingga banyak yang direkrut
menjadi prajurit Gurkha oleh Kerajaan Inggris. Suku lain yang tidak kalah
tangguh yaitu suku Chetri, percampuran tipe Mongol dan Arya, juga terkenal
sebagai pejuang yang tangguh, sehingga direkrut
sebagai Gurkha oleh Kerajaan Nepal. Sementara itu, sub-suku Magar dan
Gurung dengan ciri Mongolnya yang dominan adalah sub suku mayoritas yang
dipekerjakan oleh Gurkha India
Raja Prithvi Narayan Shah, Sang Pemersatu Nepal
Prithvi Narayan Shah |
Merupakan seorang raja yang
berhasil menyatukan Nepal dalam satu kerajaan, Raja Prithvi menggantikan
ayahnya, yaitu Raja Narah Bhupal Shah sebagai Maharaja Goorkha, satu dari 22
kerajaan kecil pecahan Dinasti Malla. Raja Prithvi melihat bahwa Raja Jaya
Prakash Malla yang menguasai Kathmandu , Raja Tej Narsingh Malla yang menguasai Patan dan Raja Ranjit Malla yang
menguasai Bhaktapur selalu berperang satu sama lain, sehingga kondisi internal
kerajaan mereka melemah. Raja Prithvi Narayan Shah yang naik tahta pada Tahun
1743 merencanakan perang untuk merebut kerajaan-kerajaan kecil tersebut sehngga
akhirnya berhasil menguasai seluruh Nepal. Perang pertama dimulai dengan
menaklukkan Nuwakot yang terletak diantara Kathmandu dan Goorkha pada tahun
1744.
Prithvi Narayan Shah sendiri
sebenarnya tidak mempunyai banyak harta untuk menyewa para prajurit bayaran dan
terlatih dari negara lain, tetapi ia percaya jika para pria yang tinnggal di
perbukitan di sekitar wilayahnya punya modal dasar untuk menjadi prajurit
tangguh dan loyal dengan kekuatan fisik yang mereka miliki, walaupun mayoritas
dari mereka adalah petani dan peternak tanpa pengalaman tempur. Setelah segala
persiapannya dirasakan cukup, pada tahun 1756 Raja Prithvi melakukan blokade
atas Kuti Pass yang memutus jalur perdagangan dengan Tibet dan otomatis memutus
akses Nepal dengan dunia luar dan memotong sumber dana dana perang yang
diperlukan, sehingga melemahkan kekuatan ekonomi dan militer, kemudian Raja
Prithvi memimpin ribuan prajurit Goorkha yang telah dia rekrut, latih dan
persenjatai menaklukkan Kirtipur, kota
terpenting kedua setelah Kantipur. Raja Jaya Prakash Malla meminta bantuan dari
British East India Company (EIC), yang kemudian karena menganggap remeh lawan,
hanya mengirimkan kontingen kecil dibawah pimpinan Kapten Kinloch pada tahun 1767, dan diluar dugaan,
Kapten Kinloch menghadapi pasukan Goorkha yang telah kenyang pengalaman tempur
dan berhasil ditumpas di Sindhuli.
Pada 25 September 1768, setelah
berhasil menyingkirkan Inggris, Raja Prithvi memimpin pasukan Goorkha memasuki
Kantipur, saat memasuki gerbang kota, rakyat sedang merayakan festival
Indrajatra, sebuah singgasana diletakkan dihalaman istana, Raja Prithvi
kemudian duduk di singgasana tersebut dan dielu-elukan sebagai sang pembebas.
Sedangkan Raja Jaya Prakash Malla melarikan diri ke Patan mencari perlindungan,
tetapu beberapa minggu kemudian Patan
juga jatuh. Raja Jaya Prakash Malla serta Raja Tej Narsingh Malla akhirnya lari
ke Bhaktapur, yang dalam waktu beberapa bulan kemudian juga berhasil diduduki
oleh Raja Prithvi Narayan Shah, dan ketiga raja terakhir dari Dinasti Malla
akhirnya dieksekusi. Tahun 1769 Raja Prithvi Narayan Shah berhasil
mempersatukan lembah Nepal dibawah kekuasaannya, dan ketika ia wafat pada tahun
1771, ia mewariskan sebuah kerajaan yang besar dan pasukan Gurkha yang gagah
berani.
Negara-Negara Pengguna Prajurit Gurkha
Inggris
Gurkha Inggris |
Gurkha War / Perang
Gurkha (1814 -1816) , merupakan perang yang mengawali keterlibatan Gurkha
dengan Militer Inggris di kemudian hari. Dalam peperangan tersebut Gurkha
berperang melawan tentara British East India Company. Gurkha War atau
dikenal dengan Anglo-Nepalese War adalah perang antara Inggris
Raya yang berjumlah sekitar 34.000 personel melawan sekitar 12.000 orang pasukan Nepal yang dipimpin oleh Balbhadra
Singh Thapa. Dalam perang itu, tentara Inggris sangat terkesan melihat Gurkha yang
begitu berani dan tangguh. Pimpinan British East India Company , David
Ochterlony dan politisi William Fraser sangat terkesan dan ingin membentuk
pasukan yang beranggotakan Gurkha.
Bahkan saat pertempuran masih berlangsung tahun 1815, David
Ochterlony telah membuat pasukan non
reguler yang dinamakan Resimen Nasiri dengan anggota beberapa suku dari
pegunungan Himalaya yang mendukung Inggris, Resimen tersebut unjuk gigi pertama
kali pada pertempuran di Malaun di bawah pimpinan Letnan Lawtie. Pasukan Nasiri
ini kelak kemudian hari menjadi pasukan 1st
King George’s Own Gurkha Rifles.
Gurkha Resimen Nasiri |
Gurkha |
Di lain pihak, William Fraser dibantu
oleh Letnan Frederick Young juga membentuk Batalion Sirmoor dan Batalion
Kumaon, yang kemudian berturut-turut menjadi 2nd King Edward VII’s Own Gurkha
Rifles dan 3rd Queen Alexandra’s Own Gurkha Rifles. Setelah berhasil mengalahkan
Gurkha dengan tidak mudah, Inggris berhasil memaksakan perjanjian damai yang
ditanda tangani di Sugauli tanggal 4 Maret 1816 dan membuat Nepal menjadi
negara protektorat Inggris.
Keinginan Inggris untuk membentuk pasukan Gurkha terwujud, atas
seizin Perdana Menteri Shree Jung Bahadur Rana, Pendiri Nepal modern, Gurkha
memperkuat pasukan Inggris pada 1816 dibawah British East Indian Company
sebelum akhirnya langsung dibawah kendali Kerajaan Inggris.
Setelah Inggris meninggalkan India, Gurkha tetap menjadi
elemen kekuatan British-Indian, baik sebagai perwira maupun prajurit. Karena
percampuran genetik selama berabad-abad banyak dari orang Thakur/Rajput di
Nepal terlihat seperti orang Mongol daripada orang India. Sementara banyak dari
Indo-Tibetan-Mongolian Gurkhas mungkin memiliki darah Rajput seperti terlihat
dari penggunaan nama Thapa.
Dalam perkembangan selanjutnya, di bawah hukum internasional
status Gurkha mengalami penyempurnaan, mereka tidak lagi disebut tentara
bayaran (mercenaries). Mereka menjadi bagian integral dari AD Inggris dan
beroperasi dalam unit berseragam dari Brigade of Gurkha. Beberapa bagian dari
aturan ini jg diterapkan terhadap Gurkha AD India.
British Army juga merekrut Gurkha yang memenuhi syarat untuk
ditugaskan sebagai pasukan perdamaian, Gurkha Contingent.
Brunei Darussalam
Gurkha Brunei Darussalam |
Gurkha Brunei Darussalam |
Brunei sebagai salah satu negara persemakmuran Inggris yang
mendapatkan kemerdekaannya pada 1 Januari 1984 mendapatkan warisan sekitar
2.000 orang pasukan Gurkha yang merupakan veteran dari AD Inggris. Pasukan
Gurkha tersebut tergabung dalam The Gurkha Reserve Unit yang bertugas menjaga
Sultan Brunei, Keluarga Kerajaan dan kilang minyak. Selain pasukan penjaga
tersebut, Brunei juga mendapatkan dua Batalyon Royal Gurkha Rifles dan Queen’s
Gurkha Signal yang dinamakan Brunei Signal Troop.
Singapura
Gurkha Singapura |
Eksistensi Gurkha di Singapura
sudah sangat lama, bahkan sebelum Singapura mendapatkan kemerdekaannya. The
Gurkha Contingent dibentuk pada 9 April 1949 sebagai bagian dari Singapore
Police Force, angotanya merupakan seleksi dari anggota eks. AD Inggris. Dalam
setiap even besar di Singapura, apalagi jika dihadiri oleh Perdana Menteri atau
pejabat lainnya, hampir bisa dipastikan bahwa para prajurit Gurkha akan ikut
menjaga.
Prajurit Gurkha di Singapura
tetap dianggap sebagai orang luar, sebelum mengabdi selama minimal enam tahun,
mereka tidak diijinkan membawa anak istri ke Singapura, dan setelah diijinkan
membawa anak istri ke Singapura, anak dan istrinya tersebut tidak diijinkan
mencari pekerjaan di Singapura, hanya boleh bersekolah saja. Dan anak mereka
hanya diijinkan tinggal sampai usia mereka 21 tahun, jika melanggar, mereka
bisa dipenjara oleh pihak imigrasi. Prajurit Gurkha juga tidak diijinkan
menikah dengan warganegara Singapura.
Pasukan Gurkha
yang bertugas di Singapura adalah The Gurkha Contingent dengan jumlah sekitar
2.000 personel. Mereka tidak hanya bertugas sebagai Special Guard bagi para
tokoh penting pemerintahan Singapura dan obyek-obyek vital, tetapi juga
dikembangkan menjadi pasukan anti teroris.
India
Gurkha India |
India mendapatkan pasukan Gurkha
warisan dari Inggris. Nepal sebagai negara asal prajurit tersebut. Setidaknya ada enam resimen yang
diserahkan ke India pada saat India merdeka tahun 1947, yaitu 1st, 3rd, 4th,
5th, 8th dan 9 th Gurkha Rifles, kemudian India membentuk resimen tersendiri
dan dinamakan 11th Gorkha Rifles. Nama
Gorkha dipakai untuk menggantikan nama Gurkha pada tahun 1949. India
mendapatkan pasukan India dari dua tempat,yaitu dari dalam negeri India
sendiri, yaitu orang-orang Gurkha yang sudah lama menetap dan mendapat
kewarganegaraan India, dan merekrut langsung dari Nepal.
Sampai sekarang, Gurkha masih menjadi bagian dari militer
India, dan jumlahnya mencapai lebih dari 42.000 orang. Mereka turut ambil
bagian saat India berperang dengan Pakistan dan China. Pasukan Gurkha India
juga disewakan untuk melatih pasukan dari negara lain, misal melatih tentara
Timor Leste.
Malaysia
Gurkha Malaysian |
Masa keemasan Gurkha di Malaysia
terjadi pada masa Malayan Emergency dan Konfrontasi Malaysia-Indonesia, setelah
itu, pasukan Gurkha ditarik bersamaan dengan ditariknya pasukan Inggris dari
Malaysia, tetapi ada sebagian Gurkha yang pindah kewarganegaraan dan masuk
dalam Militer Malaysia, misalnya menjadi angota Royal Ranger Regiment.
Selain itu banyak pasukan Gurkha
bekerja sebagai penjaga keamanan pribadi dan tempat-tempat seperti Mall ataupun
apartemen, bahkan keluarga kerajaan ada yang mempekerjakan pasukan Gurkha
sebagai pengawal pribadi.
Khukri, Senjata Tradisional Gurkha
Khukri / Khukuri |
Orang Nepal
menyebutnya Khukuri atau Khukri, dan seorang Gurkha tidak lengkap tanpa Khukri.
Khukri memiliki pengaruh dari Kopi, pedang klasik Yunani dan Machira, pedang kavaleri yang
dipergunakan oleh pasukan Alexander Agung dalam penaklukannya d India abad 4
SM, pengaruh ini kelihatan pada mata pisau yang kecil pada pangkal kemudian
melebar sampai ujungnya. Tidak ada ukuran standar untuk Khukri, dari seukuran
pisau sampai seukuran pedang, tetapi walaupun demikian,bentuknya relatif sama.
Punggung khukri yang tumpul dibuat melengkung, dan bagian dalam yang tajam memiliki sudut yang ekstrim,
kelebihan desain seperti ini akan memberikan titik berat pada punggung pisau,
sehingga saat diayunkan ke sasaran akan meluncur lebih cepat dan bertenaga,
sehingga khukri sangat efektif digunakan untuk menebas, dan ini merupakan
serangan yang diandalkan Gurkha, menebas kepala, yang disebut Chinnu atau
memenggal.
Khukri juga sanggup memotong
batang pohon berdiameter 15 cm dalam sekali tebasan cepat. Bilah pisaunya
sendiri lumayan berat, rata-rata beratnya 500 gram, dan gagangnya juga dari
kayu tebal dan berat sehingga bisa diandalkan untuk memukul (pummeling) yang
sanggup meremukkan tulang atau tengkorak.
Ciri khas khukri yang lain yaitu
adanya cerukan berbentuk bulan sabit pada pangkal bilah yang menghadap keluar,
ceruksn ini bisa berfungsi untuk mencegah darah korban mengalir sampai gagang
pisau yang akan mengakibatkan licin, juga dalam penggunaan praktis, cerukan ini
berfungsi untuk mengunci serangan senjata lawan. Saat mata pedang lawan dikunci
dengan cerukan,satu gerakan mengayun kebawah dapat menjatuhkan pedang lawan
jika lawan tidak sempat mengantisipasi hal itu. Cerukan ini juga digunakan
untuk membuat luka di jari seorang Gurkha, memberi minumkhukri dengan darah
sebelum disarungkan kembali.
Pembuatan khukri secara
tradisional tidak beda jauh dengan pembuatan keris di Indonesia , dengan adanya
unsur seorang empu yang disebut Bishwakarmas atau Kamis, yang harus menjalankan
berbagai ritual dan puasa sebelum melakukan khukuris, atau proses pembuatan khukri.
Bahkan pembuatan sarungnya yang bernama
Dap , terbuat dari kulit, hanya ada satu klan yang diakui pandai membuatnya,
yaitu Saarkis.
Tidak banyak desa yang mampu
membuat khukri, khukri yang bagus berasal dari Bhoipur, Chainpur, Dhankuta dan
Dharan di sebelah timur, atau Salyan dan Piuthan di sebelah barat. Sekarang,
sebagian besar khukri dibuat di Dharan. Dalam satu set khukri, biasanya
terdapat dua miniatur khukri, yang satu tajam dan satu tumpul. Yang tajam
disebut Karda yang berfungsi untuk mengasah khukri dan memotong tali pusar saat
proses kelahiran bayi, sedangkan yang tumpul disebut Chakmak, berfungsi untuk
membantu menyalakan api dengan cara digesekkan pada batu api.
Seorang prajurit Gurkha biasanya
memiliki dua set khukri, yang satu digunakan untuk keperluan sehari-hari,
termasuk untuk bertempur, yang satu lagi sebagai alat upacara.
(Sumber : en.wikipedia.org, Majalah Angkasa Edisi Koleksi serta beberapa sumber lainnya)
Like the Post? Share with your Friends:-
0 comments:
POST A COMMENT