F-15E Strike Eagle |
Boeing F-15 Strike Eagle
Generasi terkini dari keluarga F-15 Eagle yang masih diproduksi adalah varian generasi ketiga yang dikenal dengan Advanced Strike Eagle atau Advanced Eagle saja, yang merupakan pengembangan lanjutan dari varian F-15E Strike Eagle. Varian ini dikembangkan untuk menggantikan pembom tempur F-111 Aardvark. AU AS memilih versi serang darat (ground attack) F-15 Eagle dan menyingkirkan pesaingnya, F-16XL, yang merupakan varian F-16 yang diperbesar dan bersayap delta.
Demonstrator F-15E yang pertama kali terbang pada bulan Agustus 1981 adalah merupakan modifikasi F-15B tandem seater, sebagaimana F-15 A/C adalah varian untuk single seater, sedangkan varian F-15B/D/E adalah tandem seater. Konfigurasi dua awak pada varian F-15E dilakukan oleh pabrikan dengan pertimbangan bahwa jika melakukan berbagai misi serangan ke belakang garis pertahanan lawan akan memiliki resiko yang lebih tinggi, dan keberadaan awak tambahan diharapkan akan membantu meningkatkan kewaspadaan situasional (situational awareness) dan memperkecil resiko human error. F-15 Eagle yang terbang perdana pada Juli 1972 adalah pesawat tempur kelas berat (heavy fighter), awalnya didesain multiperan dengan fokus pada misi keunggulan udara, tetapi kemudian ternyata menu rutinya hanya misi tempur udara dan kemampuan air-to-ground tidak pernah dilatihkan dalam latihan F-15 AU AS. Tidak heran jarang yang tahu kalau F-15 Eagle memiliki kemampuan serang darat secara terbatas dan efektif ketika cuaca cerah pada siang hari (daylight-only ground attack capability). Semua varian F-15 dua generasi awal memiliki kemampuan melakukan pemboman dengan bom tak berpemandu seperti Mk.82/83/84 serta menembakkan rudal udara ke darat AGM-65 Maverick. Dan hingga saat ini belum pernah ditembak jatuh pesawat lainnya.
Sekarang setelah perusahaan beralih ke Boeing setelah McDonell Douglas merger dengan Boeing, varian yang lebih canggih dengan teknologi penempur generasi 4+ dan 5 diproduksi perusahaan tersebut. dan pemakainya ironisnya bukan AU AS, tetapi negara lain dengan selesi yang ketat dan masuk ategori sekutu dekat atau negara yang Amerika punya kepentingan strategis. Tercatat ada empat negara operator F-15 Strike Eagle, yaitu Arab Saudi, Israel, Korea Selatan dan Singapura.. Berikut beberapa spesifikasi F-15 Strike Eagle dari beberapa negara operatornya :
Korea Selatan - F-15K Slam Eagle
F-15K Sumber Gbr. schwann90.deviantart.com |
Operasional : 2010
Mesin : - Batch awal (40 unit) : 2 x General Electric F110-GE-129 afterburning turbofan daya dorong maks. 29.450 lbs (131 kN) lebih bear daripada F-15E milik AU AS.
- Batch awal (21 unit) : 2 x Pratt & Whitney F100-PW-229 afterburning turbofan daya dorong maks. 29.000 lbs (129 kN) dengan pertimbangan mesin serupa dengan F-16 C/D AU Korsel.
F-15K Sumber Gbr. planes.axlegeeks.com |
Varian F-15 Strike Eagle yang dipercanggih ini dipilih pemerintah Korea Selatan tahun 2002 setelah menyingirkan beberapa pesaingnya, saingan yang paling ketat dari segi teknologi dan kualitas barang adalah penempur Rafale dari Perancis. Walaupun radar yang terpasang belum berteknologi AESA, tetapi sebenarnya seluruh infrastruktur internal F-15K sudah dipersiapkan khusus, sehingga suatu saat bisa diganti dengan radar AESA, rancang banguhn sistem pendukung ini yang membedakan F-15K dengan varian F-15 Strike Eagle sebelumnya bahkan dengan F-15I Raam milik Israel. Tetapi tidak berarti varian F-15I (Israel) atau F-15S (Arab Saudi) tidak bisa di upgrade dengan radar AESA, tetapi perubahan ke radar AESA pada kedua varian tersebut membutuhkan rekondisi sistem pendukung radarnya ( prosessor, catu daya, interkoneksi ke display kokpit hingga sistem pendingin), sedangkan pada F-15K hampir tidak memerlukan perubahan. Korea Selatan membeli 61 unit F-15K yang diberi nama Slam Eagle karena pesawat ini disertifikasi khusus sehingga mampu meluncurkan rudal jelajah taktis AGM-84E SLAM (Standoff Land Attack Missile) maupun AGM-84K SLAM-ER (Standoff Land Attack Missile-Extended Range). Pesanan tahap pertama sebanyak 40 unit dilakukan tahun 2002 dan mulai diserahkan Maret 2005. Belum selesai pesanannya dikirim semua, sebuah F-15K jatuh. Pesanan tahap kedua sebanyak 20 unit, pihak Boeing menggratiskan 1 unit sebagai pengganti sebuah F-15K yang jatuh dan total loss, sehingga pesanan tersebut sejumlah 21 unit dengan harga 20 unit.
Fitur-fitur khusus F-15K Slam Eagle :
Kokpit 7 Avionik : Joint Helmet Mounted Cueing System (JHMCS) yang terintegrasi dengan display digital pada kokpit untuk kedua awak F-15K. JHMCS kompatibel dengan dengan rudal AIM-9X Sidewinder. Radar andalan F-15K yaitu AN/APG-63(V) yang lebih kuat dan andal dibanding AN/APG-70 (standar F-15E). F-15K juga dilengapi dengan sensor pasif yang menyatu dengan pod LANTIRN varian terbaru berlabel Tiger Eyes, sehingga F-15K bisa memindai target tanpa perlu menghidupkan radarnya.
Singapura - F-15SG
F-15SG Sumber Gbr. en.wikipedia.org |
Terbang perdana : 2008
Operasional : 2011
Mesin : 2 x General Electrik F110-GE-129 afterburning turbofan
AU Singapura resmi memesan F-15 E Strike Eagle yang dipercanggih pada Desember 2005 untuk menggantikan A-4SU Super Skyhawk. Jumlah pesanan sebanyak 20 unit (12 pesanan pasti dan 8 opsi), setelah 8 unit opsi tersebut resmi dipesan, AU Singapura masih memesan 4 unit tambahan sehingga menjadi 24 unit F-15SG. Sekitar tahun lalu, ada kabar yang mengatakan bahwa Boeing menjual minimal 8 unit tambahan F-15SG, dan kemudian laporan keuangan Boeing mengisyaratkan ada 8 unit lagi yang dijual pada undisclosed existing customer, awalnya banyak yang mengira Israel adalah pemesan sekaligus pembelinya, tetapi kemudian para pengamat lebih cenderung ke Singapura yang membeli 16 unit tambahan tersebutkarena laporan Boeing mencantumkan type mesin yang dipasangkan sama dengan yang dipakai F-15SG. Karena keterbatasan wilayah udara negara Singapura yang mungil, maka banyak pesawat F-15SG yang ditempatkan semi permanen di Mountain Home AFB, Idaho, USA berdampingan dengan F-15 Strike Eagle AU AS yang ditempatkan disitu.
F-15SG Sumber Gbr. flickr.com |
F-15SA Sumber Gbr. militaryedge.com |
Terbang perdana : 2013
Operasional : 2016 (rencana)
Mesin : 2 x General Electric F110-GE-129E afterburning turbofan
Arab Saudi memesan 84 unit varian super F-15 Strike Eagle canggih berlabel F-15SA plus paket upgrade untuk semua arnada F-15S yang dimiliki sejak 1995. F-15SA bisa dibilang adalah lompatan besar untuk semua varian Strike Eagle.
F-15SA Sumber Gbr. flugrevue.de |
Fitur-fitur khusus F-15SA :
- Sepasang mesin tersebut dengan peningkatan TAC (Total Accumulated Cycles), membuat usia pakai lebih panjang.
- Digital Joint Helment Mounted Cueing System (DJHMCS) untuk kedua awak, terintegrasi dengan display digital pada kokpit.
- Radar AN/APG-63(V)3 bertipe AESA.
- Sensor pasif Tiger Eyes FLIR.
- Link-16 MIDS-LVT (Multi Functional Information Distribution System-Low Volume Terminal)
- DEWS (Digital Electronic Warfare System)
- DFBW-FCS (Digital Fly-By-Wire Flight Control System) yang memungkinkan pemanfaatan kembali dua pylon terluar di sayap yang sejak Varian F-15A tak pernah dipakai sebab dalam rentang parameter penerbangan tertentu beresiko terjadi ketidakstabilan. Pada F-15SA dua pylon tambahan ini bisa dipakai untuk rudal AGM-88 HARM maupun AIM-120 AMRAAM.
F-15SE Silent Eagle
Terbang perdana : 2010 (demonstrator)
Mesin (Opsional 2 alternatif) : - 2 x General Electric F110-GE-129/132 afterburning turbofan
- 2 x Pratt & Whitney F100-PW-229 afterburning turbofan
Status : Konsep pengembangan
F-15SE Silent Eagle Sumber Gbr. en.wikipedia.org |
F-15SE Silent Eagle Sumber Gbr. militaryfactory.com |
Maret 2009 Boeing mengejutkan dunia dengan dengan roll out konsep advanced Strike Eagle yang dibilang paling radikal dari semua tambahan teknologi canggih untuk Strike Eagle. Demonstrator berlabel F-15SE Silent Eagle mengintegrasikan prinsip-prinsip low-observable atau siluman (stealth) pada airframe yang sebenarnya jauh dari karakter stealth tersebut. F-15SE intinya menggunakan CWB (Conformal Weapons Bay) ganti CFT. Pada intinya CWB adalah CFT yang dimodifikasi sehingga hanya menampung sekitar 20% dari kapasitas bahan bakar yang tadinya dibawa CFT, ruang lain dipakai sebagai penyimpanan senjata. Jadi dengan menyimpan senjata secara internal, maka jejak tangkapan radar atau RCS (Radar Cross Section) F-15SE diharapkan bisa sangat jauh berkurang.
Tetapi F-15SE tetap kompatibel dengan CFT standar, bagian sayap dan perut tetap dapat dipasang cantelan senjata, sehingga setelah menggunakan sifat stealth pada fase awal pertempuran, bisa berfungsi kembali sebagai Strike Eagle biasa. Untuk membantu pengurangan RCS, bagian-bagian tertentu dilapis atau menggunakan bahan yang menyerap emisi radar atau RAM (Radar Absorbent Material).
Perubahan radikal yang lain yaitu konfigurasi sirip ekor ganda (twin vertical tail) yang benar-benar tegak lurus, dibuat agak miring ke arah luar (canted outward) mirip konfigurasi pada F/A-18 Hornet, tetapi hanya dengan sudut sekitar 15 derajat. Konfigurasi ini konon bisa mengurangi RCS walaupun tidak signifikan, serta menambah kelincahan terutama pada ketinggian rendah. Konsep ini dapat diterapkan pada Advanced Dtrike Eagle eksisting seperti F-15K atau F-15SG.
Sumber : - Majalah ANGKASA Edisi Koleksi The Latest Generation of Jet Fighter
- en.wikipedia.org
Like the Post? Share with your Friends:-
0 comments:
POST A COMMENT